resize image
Resize image welcome to my blog and have fun

Jumat, 23 Desember 2011

My Sophie


Sophie terus memandangi ku dengan wajah polos seorang anak berumur satu setengah tahun. Dia belum mengerti apa - apa mengenai apa yang terjadi, mengapa orang - orang disekelilingnya menangis termasuk aku. Mungkin dia ingin bertanya kepadaku tentang apa yang sebenarnya terjadi. Matanya terus mencari sosok ibunya yang biasanya menggendongnya dan memberinya susu dalam botol dotnya. Namun sia - sia Sophie mencarinya, dia tak juga menemukan Bela ibunya itu.
Aku peluk tubuh mungil Sophie yang tiba - tiba menangis, aku memberikan botol dotnya dan dia terdiam lalu tersenyum kepadaku. "Seandainya Sophie paham apa yang terjadi.. aku ngga akan tega untuk melihat dia menangis."
Bela adalah teman baik ku semasa kuliah. Dia telah pergi meninggalkan Sophie, aku dan keluarganya untuk selama - lamanya karena kecelakaan mobil semalam sesaat perjalanan pulang dari Malang. Dia pergi untuk selamanya bersama Fandi suaminya, yang juga ayah Sophie. Sekarang aku tidak tau bagaimana nasib anak malang ini? Siapa yang akan merawatnya? Orang tua Bela menetap di Malang dan sudah sangat tua untuk merawat seorang bayi. Orang tua Fandi terlalu sibuk untuk merawat Sophie karena pekerjaannya yang menyita banyak waktu. Lalu siapa yang akan merawat bayi malang ini?
________________________

Tiga tahun sudah Bela dan Fandi pergi. Dan akhirnya semenjak itu aku memutuskan untuk merawat Sophie atas persetujuan orang tua Bela dan Fandi. Aku sangat menyayangi Sophie seperti anakku sendiri, walau diumurku yang ke duapuluh tujuh tahun aku belum menikah.
Sophie selalu menjadi obat rasa lelahku ketika aku penat dengan pekerjaan - pekerjaanku di kantor. Saat pagi dia selalu membangunkanku dengan suara tangisnya untuk memintaku membuatkannya sebotol susu hangat. Awal - awalnya dulu aku masih membawa Sophie ke tempat aku bekerja, namun itu tidak lebih baik. Akhirnya aku putuskan untuk menyewa jasa pengasuh bayi. Ketika aku pulang dari kantor jam lima sore, Sophie selalu menyapaku dengan gelak tawanya dan ocehan - ocehan yang belum jelas karena dia masih baru belajar untuk berbicara.
Pernah suatu ketika saat aku sedang menyuapinya sarapan, aku terkejut karena Sophie memanggilku "mam.. ma."
"Bukan mama.. tante Yola.. yo-la.." cetusku mengajarkan pada Sophie.
"mam.. ma.. mam.. maaa" aku hanya terdiam, antara bingung dan senang.
"iya - iya Sophie ini mama.." aku tersenyum dan menciumnya.
Kini Sophie telah berumur tiga setengah tahun, dan aku telah dilamar oleh seorang lelaki yang sangat aku cintai. Awalnya aku ragu untuk menjawab lamaran Gani, aku takut Gani tidak akan menerima Sophie. Jujur saja jika harus memilih, aku pasti akan memilih Sophie walau sangat berat. Tapi ternyata semua diluar dugaan ku. Gani juga sangat menyukai dan menyayangi Sophie seperti anaknya. Gani dan Fandi adalah teman bermain semasa kecil, dan aku bertemu dia saat menghadiri acara pernikahan Fandi dan Bela.
Kami memulai hubungan semenjak Sophie berumur dua tahun. saat itu aku merayakan ulang tahun Sophie dan mengundang teman - teman ku, Bela dan Fandi.
_______________________

Hari ini ulang Tahun Sophie yang ke empat tahun. Aku dan Gani sudah berniat jika saat itu datang, kami akan memberi tahu Sophie tentang sebenarnya yang terjadi. Aku sangat gugup ketika akan berbicara itu semua. Aku takut Sophie akan membenciku karena telah membohonginya selama ini.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Gani mengahampiriku yang sedari tadi menjauhkan diri dari keramaian ulang tahun Sophie.
"Aku takut.." jawabku dengan pandangan kosong kedepan.
"Takut apa?"
"..."
"Sophie?"
"iyaa.." jawabku singkat. Gani hanya tersenyum dan memegang tanganku erat.
"Ngga akan ada yang terjadi. Percaya sama aku. Sophie sayang sama kamu seperti ke mamanya sendiri. Lagi pula figur ibu buat dia itu ya kamu.. kamu yang selama ini merawat dia. Aku yakin dia pasti nerima ini semua."
aku hanya mengangguk dan menghela nafas panjang. Aku harap semoga benar apa yang dikatakan Gani.
"mamaaaaa..." panggil Sophie sambil berlari mendekati aku dan Gani.
"heiii Sophie mamaaa.. Gimana ulang tahunnya sayang? seneng?"
"iya mah.. Sophie seneng banget.. tapi kok mama sama oom Gani belom kasih Sophie hadiah siii?" rengeknya manja.
"Iya sayang.. mama sama oom Gani udah nyiapin hadiah kok buat si cantik mama satu ini, iya kan oom?" jawabku mencoba tenang.
"Iya Sophie.. oom sama mama ada hadiah buat Sophie.." sambung Gani.
"mana mana maaa.. mana? Sophie mau liat."
aku menarik nafas panjang dan memandang Gani dengan ragu. Namun Gani hanya tersenyum dan mengangguk yakin. Aku segera mengeluarkan bungkusan kotak hadiah untuk Sophie.
"Sayang.. mama cuma bisa kasih ini.. semoga Sophie suka yaa.."
"Pasti Sophie suka mah.. Sophie buka yaaa"
Dengan antusias Sophie membuka tutup kotak hadiahnya. Dia sedikit terkaget melihat isinya. Dia tidak menemukan mainan atau hadiah lainnya seperti biasanya. Kali ini yang dia temukan adalah Fotonya semasa bayi dulu, foto seorang wanita cantik yang sedang mengandung duduk disebelah seorang pria, foto wanita tadi menggendong dirinya dengan senyum bahagia, foto seorang pria yang juga menggendongnya, dan juga sebuah gelang tangan bertuliskan namanya.
"Ma.. ini siapa?" tanyanya penasaran.
"Itu mama Bela dan papa Fandi. Mama dan papa Sophie yang sebenernya.." jawabku dengan nada menyesal.
"Loh? mama Sophie kan mama Yola.. ini siapa? Sophie ngga tau.." tanyanya lagi kini dengan nada yang makin memburu.
"Mama Sophie yang asli yang ada di foto itu sayang.. mereka sudah meninggal sejak Sophie umur satu setengah tahun.. Mama Yola sama mama Bela itu temen baik.. jadi Mama Yola ingin merawat Sophie setelah mereka meninggal.." jelasku kepada Sophie.
Sophie membuang kotaknya beserta isinya kemudian pergi meninggalkan aku dan Gani. Aku sudah menduga ini pasti terjadi, pasti Sophie akan membenciku. Aku menangis dipelukan Gani, aku menyesal melakukan ini. Tak seharusnya Sophie mengetahuin ini semua, mungkin lebih baik jika yang dia tahu aku ini mamanya.
Aku punguti foto - foto itu yang berhambur ditanah. Aku masukan lagi kedalam kotak, kemudian memberanikan diri menemui Sophie.
_______________________

Sudah seminggu semenjak kejadian itu. Sophie tidak mau melihat ku, dia selalu menghindar saat aku dan Gani mencoba mendekatinya. Aku sudah tidak tau lagi harus berbuat apa untuk membujuk Sophie. Sekarang yang aku inginkan hanya Sophie, Sophie dan Sophie. Gadis manis yang sudah kurawat siang malam seperti anakku sendiri.
Sekali lagi aku beranikan menemuinya, aku ketuk pintu kamarnya dan masuk. Lagi - lagi dia membuang wajahnya dariku. Aku tetap mendekatinya dan membelai kepalanya.
"Dulu Tante Yola ragu untuk merawat Sophie. Tante ragu apa Sophie akan suka sama tante. Apa Sophie akan bahagia kalo tinggal sama tante. Tapi ketika Sophie dulu memandang tante dan tersenyum, tante pikir mungkin lebih baik Sophie bersama tante. Karena tante sayang Sophie. sekalipun Shopie bukan anak asli tante."
"..."
"Mungkin Sophie marah sama tante karna tante udah bohong sama Sophie.. tapi Sophie harus tau, dari dulu, sekarang dan sampai nanti.. tante akan tetep sayang sama Sophie. Ngga peduli Sophie udah ngga mau ketemu tante lagi.. tante.. tante.." aku mengehntikan kata - kataku, aku tidak sanggup untuk melanjutkannya karena air mataku terus mengalir. Dari semenjak kepergian Bela dan Fandi ini untuk pertama kalinya lagi aku menangis. "Tante sayang Sophie.."
"Mam.. ma.." Sophie memanggilku dan memelukku. "Mama Sophie udah engga ada.. yang Sophie punya cuma mama Yola.. Sophie cuma mau mama Yola.. bukan mama mama Sophie yang lain.."
____________________



inspired from the movie "life as we know it"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar