resize image
Resize image welcome to my blog and have fun

Kamis, 29 Desember 2011

pantaskah menyakiti wanita?

Tulisan ini bukan untuk memojokkan suatu golongan.. hanya ingin membuat yang merasa untuk berpikir berkali - kali agar tidak melakukannya.

Seorang wanita itu tercipta dari tulang rusuk Adam. Tulang rusuk yang bengkok, yang tidak mungkin untuk diluruskan. Karena bila diluruskan akan membuatnya patah. Dan tidak mungkin juga dia lurus, itu karena jika tulang rusuk lurus pastilah sempit dada kita. Tulang yang melindungi bagian - bagian terpenting dalam tubuh kita. Bisa membayangkan tubuh kita tanpa tulang rusuk?
Dan seorang ibu itu adalah wanita. Yang melindungi, menjaga siang malam, memberi nafas, makanan, dan kasih sayang selama sembilan bulan sepuluh hari tanpa mengeluh. Yang bila kita menendangnya dari dalam rahimnya, dia tidak akan memarahi kita. Namun akan mengelus kita dengan penuh kasih sayang seraya berkata "Anak pintar.. semoga menjadi anak yang baik dan berguna untuk sekelilingmu." Dan ketika kita ingin memijak bumi yang fana ini, bahkan ibu yang seorang wanita ini rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk membiarkan kita menikmati kekuasaan Tuhan kita. Saat kita telah terlahir dan menangis wanita ini akan tersenyum bahagia tanpa memperdulikan sakit yang masih sangat terasa setelah melahirkan kita. Bahkan dia telah mempersiapkan asi untuk kita sebagai kekebalan pertama.
Lalu apakah sekarang kita pantas untuk menyakiti seorang wanita (untuk kaum lelaki)? Seorang ibu, seorang istri dan putri kita nanti. Sekarang coba pikirkan sejenak, apakah kamu (lelaki) pernah menyakiti seorang wanita? Terlebih wanita itu menyayangi kamu dengan tulus, tanpa melihat baik atau burukmu, juga tak melihat kelebihan dan kekurangamu.
Ketika kamu membuat kesalahan sekali, dua kali, tiga kali, bahkan berkali - kali.. sebanyak itu pula seorang wanita mau memaafkanmu. Namun apa yang mereka dapatkan, ketika seorang wanita melakukan satu kali kesalahan.. maka kamu tidak mau memaafkannya lagi. Ini terbukti dari setiap kisah yang ada disekeliling kita.
Sebelum kamu menyakiti seorang wanita, berpikirlah beribu - ribu kali, bahwa nanti kamu pun akan memiliki seorang anak perempuan. Dan ketika putrimu itu disakiti oleh seorang pria yang disayanginya, kamu baru tau rasanya. Ketika itu pula kamu baru teringat bahwa dulu kamu sering menyakiti wanita - wanita yang menyayangimu.
Kehidupan ini tidak kekal. Lalu apa lagi yang kamu cari dari dunia ini? Kesenangan bukanlah hal mutlak yang menjamin di dunia ini. Ingat lah satu hal, apa yang kita tanam itu, juga  yang akan kita petik nantinya. Saat kamu menyakiti seorang wanita, sama saja kamu menanam perasaan sakit dari wanita tersebut. Dan siap - siaplah memetik hasilnya kelak dikehidupanmu.
Ada satu hal yang sangat sulit untuk dipungkiri dari keberadaan wanita, dimana dia adalah sebagai cermin siapa diri mu (lelaki) itu. Seperti pepatah mengatakan, dibalik laki - laki hebat pasti ada wanita hebat pula. Bahkan lagi - lagi wanita (kalian harus mengakui ini) merupakan salah satu faktor terpenting dalam sukses atau hancurnya laki - laki, karena apa? Seorang laki - laki dapat jatuh hanya dengan tiga hal. Harta, tahta, dan wanita. So? Masih ingin kah kamu ( lelaki) menyakiti seorang wanita? Pikirkan lagi dari lubuk hatimu paling dalam.
Tidak sulit untuk memahami kaum wanita, kamu hanya perlu menjaga perasaannya. Ingatlah sesosok tiga generasi wanita dalam kehidupanmu. Ibu, istri, dan putri kalian nanti. Jika kamu menyayangi mereka, maka jagalah perasaan seorang wanita dari sekarang. Jangan sekali - kali pernah kamu menyia - nyiakannya. Setiap kata dalam doanya seperti mata pisau yang tajam. Dan ketika sekali kamu membuatnya menitikan air mata, maka sebenarnya air mata itu terlalu suci untukmu yang telah menyakitinya.

Sabtu, 24 Desember 2011

right! I still love you (part 1)

game facebook

ini niiiiii.. game yang sering banget aku mainin tiap hari, abisnya ngga ada kerjaaan lain.. hehe
ayoooo ayoooo gabung ikutan main ini game..

rame - rame main gamenya.. bagi yang doyan shoping - shoping ini game wajib dimainin!! (hehe.. maksa banget) pokoknya seru kooookkk..
liat lagi ni shop - shop koleksi ku.. hoho :D

Bakery shop

cake shop

pet shop

 candy shop

clothes shop

florist shop

hat shop


naaaaahhhh... berhubung masih level yang cetek, jadi aku cuma baru punya shop segitu, hehe
buruan gabung yaaaa.. :D




Jumat, 23 Desember 2011

My Sophie


Sophie terus memandangi ku dengan wajah polos seorang anak berumur satu setengah tahun. Dia belum mengerti apa - apa mengenai apa yang terjadi, mengapa orang - orang disekelilingnya menangis termasuk aku. Mungkin dia ingin bertanya kepadaku tentang apa yang sebenarnya terjadi. Matanya terus mencari sosok ibunya yang biasanya menggendongnya dan memberinya susu dalam botol dotnya. Namun sia - sia Sophie mencarinya, dia tak juga menemukan Bela ibunya itu.
Aku peluk tubuh mungil Sophie yang tiba - tiba menangis, aku memberikan botol dotnya dan dia terdiam lalu tersenyum kepadaku. "Seandainya Sophie paham apa yang terjadi.. aku ngga akan tega untuk melihat dia menangis."
Bela adalah teman baik ku semasa kuliah. Dia telah pergi meninggalkan Sophie, aku dan keluarganya untuk selama - lamanya karena kecelakaan mobil semalam sesaat perjalanan pulang dari Malang. Dia pergi untuk selamanya bersama Fandi suaminya, yang juga ayah Sophie. Sekarang aku tidak tau bagaimana nasib anak malang ini? Siapa yang akan merawatnya? Orang tua Bela menetap di Malang dan sudah sangat tua untuk merawat seorang bayi. Orang tua Fandi terlalu sibuk untuk merawat Sophie karena pekerjaannya yang menyita banyak waktu. Lalu siapa yang akan merawat bayi malang ini?
________________________

Tiga tahun sudah Bela dan Fandi pergi. Dan akhirnya semenjak itu aku memutuskan untuk merawat Sophie atas persetujuan orang tua Bela dan Fandi. Aku sangat menyayangi Sophie seperti anakku sendiri, walau diumurku yang ke duapuluh tujuh tahun aku belum menikah.
Sophie selalu menjadi obat rasa lelahku ketika aku penat dengan pekerjaan - pekerjaanku di kantor. Saat pagi dia selalu membangunkanku dengan suara tangisnya untuk memintaku membuatkannya sebotol susu hangat. Awal - awalnya dulu aku masih membawa Sophie ke tempat aku bekerja, namun itu tidak lebih baik. Akhirnya aku putuskan untuk menyewa jasa pengasuh bayi. Ketika aku pulang dari kantor jam lima sore, Sophie selalu menyapaku dengan gelak tawanya dan ocehan - ocehan yang belum jelas karena dia masih baru belajar untuk berbicara.
Pernah suatu ketika saat aku sedang menyuapinya sarapan, aku terkejut karena Sophie memanggilku "mam.. ma."
"Bukan mama.. tante Yola.. yo-la.." cetusku mengajarkan pada Sophie.
"mam.. ma.. mam.. maaa" aku hanya terdiam, antara bingung dan senang.
"iya - iya Sophie ini mama.." aku tersenyum dan menciumnya.
Kini Sophie telah berumur tiga setengah tahun, dan aku telah dilamar oleh seorang lelaki yang sangat aku cintai. Awalnya aku ragu untuk menjawab lamaran Gani, aku takut Gani tidak akan menerima Sophie. Jujur saja jika harus memilih, aku pasti akan memilih Sophie walau sangat berat. Tapi ternyata semua diluar dugaan ku. Gani juga sangat menyukai dan menyayangi Sophie seperti anaknya. Gani dan Fandi adalah teman bermain semasa kecil, dan aku bertemu dia saat menghadiri acara pernikahan Fandi dan Bela.
Kami memulai hubungan semenjak Sophie berumur dua tahun. saat itu aku merayakan ulang tahun Sophie dan mengundang teman - teman ku, Bela dan Fandi.
_______________________

Hari ini ulang Tahun Sophie yang ke empat tahun. Aku dan Gani sudah berniat jika saat itu datang, kami akan memberi tahu Sophie tentang sebenarnya yang terjadi. Aku sangat gugup ketika akan berbicara itu semua. Aku takut Sophie akan membenciku karena telah membohonginya selama ini.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Gani mengahampiriku yang sedari tadi menjauhkan diri dari keramaian ulang tahun Sophie.
"Aku takut.." jawabku dengan pandangan kosong kedepan.
"Takut apa?"
"..."
"Sophie?"
"iyaa.." jawabku singkat. Gani hanya tersenyum dan memegang tanganku erat.
"Ngga akan ada yang terjadi. Percaya sama aku. Sophie sayang sama kamu seperti ke mamanya sendiri. Lagi pula figur ibu buat dia itu ya kamu.. kamu yang selama ini merawat dia. Aku yakin dia pasti nerima ini semua."
aku hanya mengangguk dan menghela nafas panjang. Aku harap semoga benar apa yang dikatakan Gani.
"mamaaaaa..." panggil Sophie sambil berlari mendekati aku dan Gani.
"heiii Sophie mamaaa.. Gimana ulang tahunnya sayang? seneng?"
"iya mah.. Sophie seneng banget.. tapi kok mama sama oom Gani belom kasih Sophie hadiah siii?" rengeknya manja.
"Iya sayang.. mama sama oom Gani udah nyiapin hadiah kok buat si cantik mama satu ini, iya kan oom?" jawabku mencoba tenang.
"Iya Sophie.. oom sama mama ada hadiah buat Sophie.." sambung Gani.
"mana mana maaa.. mana? Sophie mau liat."
aku menarik nafas panjang dan memandang Gani dengan ragu. Namun Gani hanya tersenyum dan mengangguk yakin. Aku segera mengeluarkan bungkusan kotak hadiah untuk Sophie.
"Sayang.. mama cuma bisa kasih ini.. semoga Sophie suka yaa.."
"Pasti Sophie suka mah.. Sophie buka yaaa"
Dengan antusias Sophie membuka tutup kotak hadiahnya. Dia sedikit terkaget melihat isinya. Dia tidak menemukan mainan atau hadiah lainnya seperti biasanya. Kali ini yang dia temukan adalah Fotonya semasa bayi dulu, foto seorang wanita cantik yang sedang mengandung duduk disebelah seorang pria, foto wanita tadi menggendong dirinya dengan senyum bahagia, foto seorang pria yang juga menggendongnya, dan juga sebuah gelang tangan bertuliskan namanya.
"Ma.. ini siapa?" tanyanya penasaran.
"Itu mama Bela dan papa Fandi. Mama dan papa Sophie yang sebenernya.." jawabku dengan nada menyesal.
"Loh? mama Sophie kan mama Yola.. ini siapa? Sophie ngga tau.." tanyanya lagi kini dengan nada yang makin memburu.
"Mama Sophie yang asli yang ada di foto itu sayang.. mereka sudah meninggal sejak Sophie umur satu setengah tahun.. Mama Yola sama mama Bela itu temen baik.. jadi Mama Yola ingin merawat Sophie setelah mereka meninggal.." jelasku kepada Sophie.
Sophie membuang kotaknya beserta isinya kemudian pergi meninggalkan aku dan Gani. Aku sudah menduga ini pasti terjadi, pasti Sophie akan membenciku. Aku menangis dipelukan Gani, aku menyesal melakukan ini. Tak seharusnya Sophie mengetahuin ini semua, mungkin lebih baik jika yang dia tahu aku ini mamanya.
Aku punguti foto - foto itu yang berhambur ditanah. Aku masukan lagi kedalam kotak, kemudian memberanikan diri menemui Sophie.
_______________________

Sudah seminggu semenjak kejadian itu. Sophie tidak mau melihat ku, dia selalu menghindar saat aku dan Gani mencoba mendekatinya. Aku sudah tidak tau lagi harus berbuat apa untuk membujuk Sophie. Sekarang yang aku inginkan hanya Sophie, Sophie dan Sophie. Gadis manis yang sudah kurawat siang malam seperti anakku sendiri.
Sekali lagi aku beranikan menemuinya, aku ketuk pintu kamarnya dan masuk. Lagi - lagi dia membuang wajahnya dariku. Aku tetap mendekatinya dan membelai kepalanya.
"Dulu Tante Yola ragu untuk merawat Sophie. Tante ragu apa Sophie akan suka sama tante. Apa Sophie akan bahagia kalo tinggal sama tante. Tapi ketika Sophie dulu memandang tante dan tersenyum, tante pikir mungkin lebih baik Sophie bersama tante. Karena tante sayang Sophie. sekalipun Shopie bukan anak asli tante."
"..."
"Mungkin Sophie marah sama tante karna tante udah bohong sama Sophie.. tapi Sophie harus tau, dari dulu, sekarang dan sampai nanti.. tante akan tetep sayang sama Sophie. Ngga peduli Sophie udah ngga mau ketemu tante lagi.. tante.. tante.." aku mengehntikan kata - kataku, aku tidak sanggup untuk melanjutkannya karena air mataku terus mengalir. Dari semenjak kepergian Bela dan Fandi ini untuk pertama kalinya lagi aku menangis. "Tante sayang Sophie.."
"Mam.. ma.." Sophie memanggilku dan memelukku. "Mama Sophie udah engga ada.. yang Sophie punya cuma mama Yola.. Sophie cuma mau mama Yola.. bukan mama mama Sophie yang lain.."
____________________



inspired from the movie "life as we know it"



Kamis, 22 Desember 2011

just a memory


Diantara kita pasti ada yang pernah merasa ingin melupakan seseorang yang telah menyakiti kita. Namun sudah begitu lama ingin melupakan tetap tidak bisa. Disini aku akan mengangkat sebuah cerita tersebut untuk dibagikan kepada kalian semua, semoga berkenan untuk membacanya.. :)
_____________________________________________________________________________________



18 Mei 2010

Hujan belum mau juga untuk berhenti. Aku dan Windi masih bingung untuk mencari kendaraan dari stasiun menuju rumah saudara Windi. Sesekali aku memandangi lagi jam ditanganku, pikiranku langsung kacau. Sekarang pukul sebelas siang, tandanya sudah dua jam kami menunggu hujan reda namun nampaknya justru semakin deras. Aku dan Windi hanya bisa saling pandang, itu karena bila kami meminta dijemput oleh sepupu Windi akan sangat merepotkan, namun bagaimana lagi kami sudah sangat lelah setelah menempuh perjalanan dari kota kecil kami menuju Yogyakarta menggunakan kereta ekonomi yang penuh sesak, dan sudah sangat ingin untuk sampai dirumah saudara Windi didaerah timur jogja untuk beristirahat.
 "Win.. jadi kita naik apa nih??" tanyaku lagi dengan nada lesu.
"aduh.. ngga tau nih Gin.. sepupu aku belum bales - bales sms aku.." ujar Windi lesu.
Sebenarnya tujuan kami ke jogja hanya ingin untuk mengisi liburan kami, walau awalnya aku sedikit ragu untuk menuruti ide Windi untuk berlibur di kota ini. Karena bagiku kota ini mempunyai sedikit cerita pahit yang sampai sekarang masih sangat membekas diingatanku. Mengenai cita - citaku demi seseorang yang pernah membekas dihatiku.
"Gin gin gin!!!!" panggil Windi membuyarkan lamunanku. Aku hanya menoleh tanpa gairah.
"kenapa Win? heboh banget."
"Kamu ngga akan percaya apa yang aku liat." celotehnya masih sambil memandang kesuatu sudut stasiun.
"emang apaan??" tanyaku sambil mengikuti arah pandangan Windi. Dan benar saja seperti ucapan Windi, aku sangat tidak percaya dengan penglihatanku sendiri.
"Ditya???" cletukku tak percaya. Aku hanya terdiam melihat pemandangan didepan ku. Hal yang paling tak ingin lagi untuk aku lihat, namun terpaksa aku harus melihatnya kembali.
____________________

Anggara Ditya Nugraha. Nama yang pernah memberikan sebuah mimpi - mimpi kepadaku beberapa bulan yang lalu.Namun itu semua hancur dalam sekejap. Aku sendiripun tidak pernah tau apa yang terjadi. Yang aku ingat hanya saat itu adalah pertemuanku yang terakhir dengannya, dan dia sangat - sangat membenciku saat itu juga.
Terkadang seandainya Tuhan memberikanku jalan untuk bertemu kembali dengan Ditya, aku hanya ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi? Namun mengapa selalu ada perasaan yang bercampur aduk ketika aku memikirkan hal itu.
Aku terus berusaha melupakannya dengan berbagai cara, namun sia - sia. Karena sesering aku ingin mencoba melupakaannya, sesering itu pula aku makin ingin bertemu dengannya.
Sekarang, dengan setengah keberanianku aku mendatangi kota dimana Ditya tinggal. Dengan jumlah kemungkinan satu berbanding seribu untuk bertemu dengannya.
Tuhan mungkin memang mendengar permintaanku, namun mengapa pertemuan pertama kami setelah perpisahan itu justru membuat nyaliku menciut? Bukankah ini yang aku tunggu untuk bertanya kepadanya?
Entahlah.. aku belum pernah bisa menemukan jawaban atas pertanyaan - pertanyyan ku itu.
_____________________

Masih dalam guyuran hujan, aku meyakinkan diriku lagi bahwa yang kulihat itu memang Ditya. Sesaat aku merasa aliran darahku seperti berhenti mengalir, tangan ku dingin, jantungku berdebar tak beraturan. Itu memang Ditya, laki - laki yang mungkin masih sedikit mengisi ruang dalam hatiku. Dia bersama wanita lain.
Lebih tepatnya dia sedang menjemput wanita lain, yang mungkin adalah kekasih barunya.
Mata kami saling bertemu, tatapan kami beradu, namun aku merasakan bukan Ditya yang pernah aku kenal. Dia membuang mukanya dan tersenyum kepada wanita yang dia jemput dengan ramahnya.
"Gin?? kamu baik - baik aja kan?" tanya Windi masih terus memerhatikan Ditya.
"iya aku baik kok Win.. Ternyata Tuhan itu memang ada." ucapku.
_____________________

Kini sudah berselang satu tahun lebih setelah kejadian di stasiun itu. Dan aku sekarang telah menetap dalam satu kota yang sama dengan Ditya. Bukan karena aku ingin bertemu dengannya lagi, karena setelah kejadian itu kami sudah tidak pernah bertemu lagi. Aku hanya ingin mematahkan perasaan itu dikota ini dan meyakini bahwa semakin dekat aku dengannya akan membuatku melupakannya.
Sudah satu setengah tahun pula aku telah menemukan laki - laki lain yang mau menerimaku apa adanya diriku, mengerti kekuranganku bukannya mencari kelebihanku. Dan laki - laki ini jugalah yang meyakinkanku bahwa semua yang telah berlalu pantaslah hanya sebagai cermin masa lalu, jangan pernah dijadikan cerminan sekarang dan kedepannya.
Aku pernah mengutarakan tentang keinginanku kepada laki - laki disampingku ini untuk sekali lagi bertemu dengan Ditya hanya untuk sekedar mengahapus rasa penasaranku. Dia hanya membelai rambutku halus dan mengecup keningku sembari berkata.. "Dia takkan mengenalimu lagi sayang.. karena kamu bukan lagi itik buruk rupa yang pernah dia sia - siakan." Aku hanya memandang sembari memelototkan mataku "Itik buruk rupa??"
"Karena kamu adalah kamu.. bukan dia, bukan juga wanita lain. Kamu apa adanya dirimu, seperti mawar ditepi tebing. Yang takkan mudah untuk dipetik." Dan laki - laki ku ini hanya tersenyum penuh arti. 



Rabu, 21 Desember 2011

opening

Blog ini sebenernya aku buat cuma untuk tempat aku nyalurin hobby nulis aku.. hehe
jadiiiiii.... maaf yaaa kalo masih kurang dari sempurna.. nantinya blog aku ini bakal aku isi sama cerita - cerita yang aku buat sendiri, ataupun dari temen - temen aku. Siapa aja boleh kok bercerita, sharing di blog aku ini..selamat membaca and have fun :D